Prince88: Prancis Larang Atlet Muslim Pakai Jilbab di Olimpiade Paris 2024
Prince88 - Prancis menerima banyak kritik setelah Menteri Olahraga Amelie Oudea-Castera mengeluarkan pernyataan yang melarang penggunaan jilbab bagi atlet tuan rumah selama Olimpiade Paris 2024. Olimpiade tersebut akan segera berlangsung pada 26 Juli 2024.
Pernyataan Amelie dirilis pada September 2023. Kemudian, kembali mencuat karena adanya kritikan keras dari sejumlah pihak jelang dimulainya Olimpiade.
Prince88 - Dilansir dari Reuters, Amelie dalam program Sunday In Politics yang ditayangkan TV France 3 mengatakan bahwa larangan jilbab bagi atlet tuan rumah dimaksudkan untuk menghormati prinsip sekularisme. Ia mengatakan bahwa pemerintah menentang simbol-simbol agama selama Olimpiade dengan dalih untuk memastikan “netralitas mutlak dalam pelayanan publik”.
Kami setuju dengan keputusan baru-baru ini dari sistem peradilan, yang juga dinyatakan dengan jelas oleh Perdana Menteri, yang mendukung sekularisme yang ketat dalam olahraga. Ini berarti pelarangan segala bentuk proselitisme, netralitas mutlak di sektor publik. Ini berarti anggota delegasi kami, dalam tim olahraga kami, tidak akan mengenakan jilbab, ujar Amelie.
Larangan Jilbab di Wisma Atlet Tidak Berlaku
Tak lama setelah deklarasi larangan jilbab bagi atlet Prancis selama Olimpiade, Komite Olimpiade Internasional langsung memastikan bahwa para atlet tetap bisa mengenakan jilbab di wisma atlet Olimpiade Paris 2024.
“Untuk wisma atlet, aturan IOC yang berlaku. Tidak ada larangan untuk mengenakan jilbab atau pakaian agama atau budaya lainnya,” kata juru bicara IOC kepada Reuters.
Sebagian besar dari total 10.000 atlet yang berlaga di Olimpiade Paris 2024 akan menempati apartemen di wisma atlet. Mereka akan berbagi ruang bersama termasuk ruang makan dan area rekreasi.
Namun, menurutnya, aturan dalam kompetisi di Olimpiade diatur dan diawasi oleh federasi olahraga internasional masing-masing.
“Dalam hal kompetisi, aturan yang ditetapkan oleh Federasi Internasional (IF) yang relevan berlaku,” kata juru bicara IOC.
Karena aturan Prancis ini hanya terkait dengan anggota tim Prancis, kami menghubungi CNOSF untuk lebih memahami situasi terkait atlet Prancis, lanjutnya.
Mendapat Kecaman di Sana-sini
Juru Bicara Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Marta Hurtado, mengkritik larangan jilbab bagi para atlet Prancis selama Olimpiade Paris 2024.
Menurut Marta, menurut standar hak asasi manusia internasional, pembatasan terhadap ekspresi agama atau kepercayaan seperti pilihan pakaian hanya dapat diterima dalam keadaan yang sangat spesifik.
Lembaga swadaya masyarakat Amnesty International merupakan salah satu organisasi yang vokal dan konsisten dalam memperjuangkan kebebasan berjilbab bagi para atlet Prancis.
Larangan atlet wanita Prancis mengenakan hijab untuk berkompetisi di Olimpiade melanggar hukum hak asasi manusia internasional dan mengungkapkan kemunafikan diskriminatif otoritas Prancis dan kelemahan IOC, ujar Amnesty International dalam laporan terbarunya, Selasa (16/7/2024).
Amnesty International telah berulang kali mengirimkan surat tuntutan kepada IOC untuk meminta pemerintah Prancis membatalkan larangan tersebut pada Olimpiade Paris 2024. Namun, sejauh ini hasilnya nihil karena menurut Amnesty International, IOC terkesan menolak permintaan mereka.
“Menanggapi surat dari koalisi organisasi yang mendesaknya untuk mengambil tindakan, IOC mengklaim bahwa larangan jilbab olahraga di Prancis berada di luar wewenangnya sebagai penyelenggara Olimpiade,” demikian dilaporkan Amnesty International.
(IOC) mengklaim bahwa 'kebebasan beragama ditafsirkan dengan cara yang berbeda oleh berbagai negara.
Peneliti Hak Asasi Perempuan Amnesty International di Eropa, Anna Błuś mengatakan bahwa tidak ada pembuat kebijakan yang bisa mendikte apa yang boleh atau tidak boleh dikenakan oleh seorang perempuan. Menurutnya, tidak ada wanita yang harus dipaksa untuk memilih antara olahraga dan keyakinan, identitas budaya atau kepercayaannya.